UNNES Gandeng University of Hamburg, Kaji Sistem Ganda Jerman dan MBKM untuk Kurikulum Masa Depan
UNNES dan University of Hamburg kolaborasi dalam riset perbandingan Sistem Ganda Jerman dan MBKM Indonesia. Penelitian ini bertujuan menghasilkan cetak biru kurikulum pendidikan tinggi yang adaptif terhadap kebutuhan Era Revolusi Industri 5.0.
Prof. Dr. Jens Siemon dari University of Hamburg berpose bersama peneliti UNNES, Dr. Yuli Utanto, S.Pd., M.Si. dan Tri Hutami Wardoyo, M.Ed. (dok tim peneliti UNNES) |
PAMONG.ID - Universitas Negeri Semarang (UNNES) kembali menunjukkan komitmennya dalam menjawab tantangan pendidikan di era Revolusi Industri 5.0. Kali ini, UNNES menjalin kerjasama riset dengan University of Hamburg, Jerman, untuk mengkaji perbandingan sistem pendidikan tinggi kedua negara. Fokus penelitian ini adalah Sistem Ganda di Jerman dan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Indonesia.
Riset kolaboratif ini melibatkan Prof. Dr. Jens Siemon dari University of Hamburg dan tim peneliti UNNES yang dipimpin oleh Dr. Yuli Utanto, S.Pd., M.Si., Koordinator Prodi Teknologi Pendidikan UNNES. Tim UNNES juga diperkuat oleh Tri Hutami Wardoyo, M.Ed., Edi Subkhan, S.Pd., M.Pd., Indra Simanungkalit M.Pd., serta mahasiswa UNNES, Anisa Candra Cahyani, Nimas Putri Ayuningtyas, dan Viona Santika.
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan cetak biru pengembangan kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia yang adaptif terhadap kebutuhan Era Revolusi Industri 5.0," jelas Dr. Yuli Utanto.
Sistem Ganda vs MBKM: Mencari Model Ideal
Penelitian ini akan mengkaji secara mendalam Sistem Ganda di Jerman yang telah terbukti efektif menjembatani dunia pendidikan dan dunia kerja. Melalui sistem ini, mahasiswa mendapatkan pengalaman praktis melalui pemagangan di industri, selain pembelajaran teori di kelas.
Di sisi lain, MBKM di Indonesia menawarkan fleksibilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan kompetensi di luar program studi melalui magang, proyek independen, pertukaran pelajar, dan berbagai kegiatan lainnya.
Kearifan Lokal sebagai Fondasi
Uniknya, penelitian ini tidak hanya membandingkan kedua sistem, tetapi juga mengupayakan integrasi prinsip-prinsip konservasi dan kearifan lokal ke dalam pengembangan kurikulum. Hal ini dianggap krusial mengingat Era Revolusi Industri 5.0 menuntut lulusan yang tidak hanya kompeten di bidang teknologi, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan kepedulian terhadap lingkungan.
"Lulusan perguruan tinggi harus mampu menghadapi tantangan global, termasuk perubahan iklim dan degradasi lingkungan. Integrasi prinsip-prinsip konservasi dalam kurikulum menjadi sangat penting," ungkap Tri Hutami Wardoyo, M.Ed., anggota tim peneliti.
Publikasi dan Diseminasi
Temuan dari penelitian ini rencananya akan dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi dan didiseminasikan melalui berbagai forum ilmiah, baik nasional maupun internasional. Kolaborasi riset antara UNNES dan University of Hamburg ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia dan menghasilkan sistem pendidikan yang lebih adaptif, inovatif, dan berkelanjutan.***
Posting Komentar